Monday, September 26, 2022

Ingin Menulis Buku Nonfiksi? Pahami dulu Konsep Menulis Berikut!


“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” – Pramoedya Ananta Toer

Photo by Susan Q Yin on Unsplash


Setiap orang pasti punya cerita hidup yang unik dan berbeda dari orang lain. Pengalaman, pengetahuan dan ketrampilan yang berbeda satu sama lain. Sesuatu yang yang bila dituliskan menjadi sebuah buku bisa menjadi lebih bermanfaat dan bernilai abadi.  

Karena kamu membaca tulisan ini, saya berpendapat bahwa kamu salah satu orang yang ingin menulis buku. Niat awal kamu sudah bagus. Tinggal dipoles dengan pengetahuan tambahan tentang konsep menulis buku, maka kamu tinggal selangkah mencapai tujuan kamu.

Karena itu, kali ini saya akan membagikan ilmu yang saya dapatkan dari Pelatihan Menulis PGRI asuhan Omjay gelombang 27 pada pertemuan 15 yang bertema Konsep Menulis Buku Nonfiksi. Pertemuan ini dipandu dengan sangat baik oleh ibu Arofiah Afifi sebagai moderator. Penjelasan materi juga disampaikan dengan jelas dan lengkap oleh Ibu Musiin, M. Pd, sang narasumber.


Sebelum kita panjang lebar membahas konsep menulis buku, terlebih dahulu kita pastikan niat kita sudah cukup jelas.

Menulis buku bukan hal yang mudah, akan banyak hambatan dari berbagai sumber, terutama dari diri sendiri. Di awal membuat rencana menulis buku, mungkin kamu masih semangat 45. Kamu punya segudang ide yang ingin kamu tuliskan dan keyakinan 100 persen bahwa buku kamu layak diperjuangkan. Namun, pada saat menuju tahap penulisan, kamu mulai merasakan hambatan demi hambatan. Kamu mungkin sibuk dengan banyak urusan, malas dan mulai berpikir, untuk apa aku capek-capek menulis buku? Apa untungnya? Dan sejenis pertanyaan yang menarik kamu untuk mundur dari niat baikmu menuliskan buku itu.

Saat hal itu terjadi, satu-satunya yang bisa membuatmu tetap maju adalah bila kamu mengingat kembali tujuan awal kamu menulis.

Sebagai gambaran, berikut ini beberapa alasan Ibu Musiin, M.Pd ingin jadi penulis,

  1.  Mewariskan ilmu lewat buku.
  2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
  3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
  4. Mendorong diri sendiri untuk terus belajar.

Nah, Sekarang tuliskan dengan jelas apa yang jadi alasan atau tujuan kamu jadi penulis!

Setelah kamu punya tujuan yang jelas, yuk mari kita lanjut ke pembahasan materi.

Pengertian Buku Nonfiksi

Buku nonfiksi adalah sebuah bentuk buku yang berisi karangan atau tulisan yang sifatnya berupa informasi dan penulisnya memiliki tanggung jawab atas kebenaran isi buku tersebut yang diambil dari peristiwa, orang, tempat atau fakta informasi di dalam buku tersebut.

Beberapa contoh buku nonfiksi, Buku Pedoman, Buku Teks, Buku Pelajaran, Buku Motivasi, Buku Filsafat, Buku Sains Populer, Kamus, Ensiklopedia, Biografi, Otobigrafi dan Memoar.

Ciri-Ciri Buku Nonfiksi

Buku non-fiksi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Menggunakan bahasa yang baku atau formal      
  • Menggunakan bahasa yang denotatif
  • Isi buku berkaitan dengan fakta
  • Tulisan bersifat ilmiah popular
  • Hasil penemuan atau yang sudah ada

Pola Penulisan Buku Nonfiksi

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yang bisa kamu gunakan sesuai dengan jenis buku yang kamu akan tulis, yakni:

Pola Hierarkis, yaitu buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit. Contoh: Buku Pelajaran

Pola Prosedural, yaitu buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan

Pola Klaster, yaitu buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara.

Langkah-langkah Penulisan Buku Nonfiksi

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni:

Langkah 1: Pratulis

1.         Menentukan tema

2.         Menemukan ide

3.         Merencanakan jenis tulisan

4.         Mengumpulkan bahan tulisan

5.         Bertukar pikiran

6.         Menyusun daftar

7.         Meriset

8.         Membuat Mind Mapping

9.         Menyusun kerangka

Tentukan tema buku yang ingin kamu tulis. Bisa mengenai pendidikan, motivasi, parenting dan lain-lain sesuai dengan minat atau bidang keahlian kamu. Kemudian mulai menyusun daftar hal-hal apa yang ingin kamu tuliskan.

Berikut ini adalah Anatomi Buku Nonfiksi untuk bahan acuan kamu membuat kerangka tulisan.

1.         Halaman Judul

2.         Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.         Halaman Daftar Isi

4.         Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.         Halaman Prakata

6.         Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.         Bagian /Bab

8.         Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.         Halaman Glosarium

10.       Halaman Daftar Pustaka

11.       Halaman Indeks

12.       Halaman Tentang Penulis

Langkah 2: Menulis Draf

1.         Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2.         Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah 3: Merevisi Draf

Kita harus memastikan bahwa draf tulisan kita sudah memberikan informasi yang lengkap, runtut dan akurat dan bisa dipahami oleh pembaca.

1.         Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.         Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah 4: Menyunting Naskah

Setelah selesai dengan urusan menulis, waktunya memeriksa lagi tulisan kita dan melakukan swasunting. Menyunting naskah (merujuk pada KBBI dan PUEBI)

1.         Ejaan

2.         Tata bahasa

3.         Diksi

4.         Data dan fakta

5.         Legalitas dan norma

Langkah 5: Menerbitkan

Pada langkah ini kamu bisa mengirimkan naskah buku kamu ke pihak penerbit untuk diterbitkan.

Demikian penjelasan mengenai konsep menulis buku nonfiksi. Semoga membantu memberikan gambaran yang lebih jelas buat kamu yang berniat menulis buku nonfiksi ya..

2 comments:

Istri yang Suka Mengeluh dan Menjelek-jelekkan Suaminya

Suatu konflik dalam rumah tangga bisa berlangsung sementara atau mengakibatkan kerusakan permanen bila disikapi dengan cara yang salah. ...