Posts

Mengatasi Kecanduan Scrolling Medsos

Image
Bila kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, kita tidak akan punya cukup waktu untuk melakukan hal yang benar-benar penting. Waktu berlari begitu cepat. Tak terasa udah hampir satu jam aku scroll-scroll medsos. Tadi niatnya hanya sejenak untuk melepas kejenuhan, barang 5 – 10 menit lah. Tau-tau udah satu jam lebih aja.  Hal seperti ini sering membuatku kesal karena menjadi tak sempat melakukan hal lain yang lebih penting. Alangkah akan lebih baik bila tadinya waktu satu jam itu aku pakai untuk sesuatu yang lebih bermanfaat. Misalnya baca buku, salah satu kebiasaan yang sedang aku perjuangkan agar bisa kulakukan rutin setiap hari. Tapi aku malah menghamburkannya untuk scrolling. Saat ini aku sedang membangun beberapa habit baru yang membutuhkan fokus dan waktu. Aku mencatat pencapaian habit itu dalam habit tracker. Supaya bisa konsisten melakukannya tiap hari dan menjadi system yang otomatis dalam hidupku. Namun, kendala utama yang aku hadapi adal...

Berempati Kepada Pasangan Sebagai Sesama Pasien

Image
  Dokter cintaku ...Kau sembuhkan sakit ku dengan resep cintamu  Rasa kecewa yang dulu tiada terasa lagi Dokter cintaku...Kelembutan sikapmu mengobati Lukaku Rasa kecewa yang dulu tiada terasa lagi Doter dokter cintaku engkaulah harapan  Dokter dokter cintaku engkaulah pujaan Begitulah lirik lagu Dokter Cinta yang pernah dipopulerkan oleh Evie Tamala di tahun 90-an. Lagu ini sangat relate bagiku ketika masih pengantin baru. Di mataku, suamiku terlihat begitu baik. Bijaksana. Bisa diandalkan.  Bagiku, pernikahan adalah fase terbaik yang pernah aku alami sepanjang hidupku. Sejak kecil aku hidup dalam keluarga broken home yang banyak menyisakan trauma dan luka batin. Di usia remaja dan dewasa aku terbiasa hidup dan berjuang sendiri, jarang ada yang ngurusin dan memperhatikan. Dan perlakuan suami yang begitu baik dan perhatian seperti obat penyembuh luka yang dianugerahkan Tuhan bagiku.  Ibarat pasien, aku melihat suamiku sebagai dokter yang mampu mengobati ku dal...

Kasih atau Keset? Pentingnya Membangun Batasan yang Sehat dalam Hubungan

Image
  “Ai biang do attong omak ni on!”  (Mama mu itu emang anjing!) Wanita paruh baya itu menunjuk wajahku sambil melontarkan makian tersebut dengan raut bengis, di depan para kerabat yang sedang berkumpul saat perayaan Tahun Baru di rumahnya. Wanita itu adalah istri dari kakak laki-laki mamaku, yang dalam adat dianggap punya peranan cukup penting.  Para kerabat lain, termasuk suami dan anak-anaknya, hanya diam sambil mengangguk-angguk. Mungkin mereka juga setuju.  Aku hanya bisa diam mendengar rentetan makian itu sambil sesekali cengar-cengir kebingungan. Dalam hati, tentu saja aku tidak terima ibuku dikatain begitu. Tapi aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Saat itu aku datang sendirian ke rumah kerabat itu karena diminta oleh mamaku. Seperti biasa, beliau sering meminta anak-anaknya untuk datang ke sana sebagai bentuk pengabdian. Mungkin saja moment tahun baru ini akan ada banyak tamu, banyak cucian piring, banyak cucian baju dan banyak kerjaan rum...

Beri Dirimu Kesempatan untuk Mencoba – Pengalaman Pertama Menulis Fiksi Mini Bersama Gol A Gong

Image
  Beberapa waktu lalu aku melihat info tentang program Pemecahan Rekor MURI: Menulis 10.000 Fiksi Mini Bersama Gol A Gong, Duta Baca Indonesia.  Program ini diselenggarakan bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional dan SIP Publishing. Akan diluncurkan di jam kunjung perpustakaan sambil mengumumkan pemecahan rekor MURI. Akan ada hadiah juga bagi 15 karya terbaik. Wow, sepertinya keren. Aku tertarik ikut lalu mendaftar ke salah satu contact person yang tertera di info tersebut. Kemudian, aku dimasukkan ke sebuah grup WhatsApp peserta untuk mendapatkan info lebih lanjut tentang program ini. Di grup itu dijelaskan lagi tata cara keikutsertaan. Akan ada pelatihan menulis fiksi mini yang dibawakan oleh Gol A Gong melalui Zoom Meeting. Aku lihat jumlah peserta yang mendaftar sudah sekitar 5 ribuan orang. Aku pikir, pastilah orang-orang yang berani daftar ke acara ini adalah pujangga-pujangga hebat yang terbiasa menulis fiksi dengan diksi-diksi yang puitis dan memikat.  Apalah aku...

Bagaimana Khotbah Hamba Tuhan Itu Menarikku dari Jurang

Image
  “Kamu tidak peduli, kan, kalau aku binasa?!” Seruan itu menggema dalam hatiku, saat mataku bersitatap dengan pendeta yang tadi menyampaikan khotbahnya di ibadah Minggu. Saat itu kami berpapasan di depan lift sepulang ibadah. Jemaat lain tersenyum hangat, menjabat tangannya dengan penuh hormat. Tapi aku hanya berdiri diam, menatap kecewa dan marah. Marah pada isi kotbahnya yang terasa kosong. Tak ada api. Tak ada kuasa. Seperti tanpa persiapan. Seperti hanya sekadar menyelesaikan tugas mingguan tanpa kesungguhan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang mungkin datang dengan beban. Contohnya aku. Waktu itu, antara tahun 2011–2015, aku sedang berada dalam masa tergelap hidupku. Aku terikat dalam dosa yang sangat ingin kutinggalkan, tapi rasanya aku tak sanggup melepaskan diri dari cengkeramannya. Secara lahiriah, aku tampak seperti orang baik-baik bahkan mungkin dianggap lumayan alim. Tidak melakukan perbuatan yang secara moral umum dianggap tercela, tidak membunuh, tidak mencuri, tidak b...

Ratapan Anak Menantu – Bagaimana Jika Mertua Tidak Menyukaimu?

Image
      "Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja..." Demikian kutipan dari lagu Ratapan Anak Tiri, yang menggambarkan kesedihan seorang anak karena perlakuan ibu tirinya. Aku pikir, ratapan serupa sering kali juga dialami oleh banyak menantu perempuan terkait perlakuan ibu mertua mereka. Kalau boleh membuat versi sendiri, mungkin judulnya, Ratapan Anak Menantu, dengan lirik:     "Ibu mertua hanya cinta kepada anaknya saja..." Ya, banyak menantu perempuan yang merasa tidak disukai oleh ibu mertua. Tidak sedikit pula ibu mertua yang secara sadar atau tanpa sadar memperlakukan menantunya secara tidak adil, yang berujung pada luka hati.  Hubungan antara mertua dan menantu sering kali menjadi topik yang sensitif. Banyak yang berharap hubungan ini bisa harmonis seperti orang tua dan anak kandung, tapi realitanya tak selalu seindah harapan.  Aku pun pernah berada di titik itu. Merasa kecewa, salah paham, bahkan terluka. Namun dari pengalaman tersebut, aku belaj...

Ngapain Sih Penyakit Dibawa-Bawa? Refleksi dari Operasi Benjolan di Kepala

Image
  ”Ngapain sih penyakit dibawa-bawa!”  Dengan nada agak kesal dokter bedah berusia sepuh itu berkata demikian saat aku cerita tentang riwayat benjolan di belakang telingaku.  Dulu, sekitar 10 tahun yang lalu, aku pernah memeriksakannya ke dokter. Ketika itu kata dokter, benjolan itu nggak perlu diapa-apain. Nggak bahaya dan kalau nggak mengganggu mending biarin aja. Karena kalau dioperasi bisa jadi malah risikonya besar karena di daerah kepala.  Benjolan itu sebenarnya udah ada sejak lama, sejak aku kecil. Bertumbuh lambat semakin besar tapi nggak sakit dan nggak mengganggu. Karena si dokter dulu pernah bilang nggak apa-apa jadinya aku tak pernah mikirin benjolan ini sebagai masalah. Bertahun-tahun aku hidup dengannya, mengabaikan bahkan melupakannya. Namun belakangan, aku sering merasa pusing, badan lemes dan leher terasa tegang di area sekitar benjolan. Awalnya kupikir ini karena kolesterol atau anemia. Tapi hasil pemeriksaan kesehatanku semuanya normal. Kolesterol...