Posts

Darimana Datangnya Inner Critic dan Kebencian Terhadap Diri Sendiri?

Image
"Dasar! Malu-maluin aja!" Dengan mata melotot penuh amarah, si ibu mengucapkan perkataan tajam itu ke anaknya yang masih berusia 3 tahun. Dari tekanan suaranya yang berusaha dijaga tetap pelan itu aku bisa menakar tingkat kemarahan yang sedang bergemuruh di dadanya. Mungkin kalau di rumah udah dibentak kali tuh anak, tapi karena di depan umum, dia terpaksa menahan diri. Jadi ceritanya saat itu, di sekolah Minggu, ada acara lomba 17 an. Perlombaan dibagi per kategori usia. Anak usia 3 tahunan lomba sortir warna mainan pom pom. Setiap anak diberikan satu gelas plastik berisi beberapa pom pom warna warni. Cara bermainnya, pom pom itu harusnya dimasukkan ke mangkok sesuai warnanya. Anak-anak lain mengerti konsep permainannya dan mulai berlomba menyortir pom pom. Tapi anak ibu tadi tak mau memasukkan pom pom nya ke wadah sebagaimana aturan permainan. Awalnya si ibu dengan sabar menjelaskan apa yang harus dilakukan si anak, agar pom pom warna merah dimasukkan ke wadah mer...

Bagaimana Membangun Kehidupan yang Membuatmu Tidak Merasa Perlu Untuk Kabur

Image
  Pada umumnya orang tidak betah tinggal di rumah yang berantakan. Karenanya orang bebenah biar rumah menjadi rapi dan nyaman untuk dihuni. Namun bagaimana bila alih-alih bebenah kita malah kabur dari rumah untuk mencari kenyamanan? Untuk sementara mungkin kita merasa bebas dari keruwetan. Tapi setelah itu pasti kita akan kembali ke rumah kan? Saat kembali, rumah yang ditelantarkan itu akan semakin nggak karuan dan kita tetap frustasi setiap kali berada di rumah. Berlari ke dunia fantasi seperti yang dulu sering aku lakukan adalah salah satu bentuk upayaku kabur dari kehidupan yang nggak nyaman. Meninggalkan hidupku yang sedang berantakan. Aku mengalami perjuangan panjang untuk meninggalkan kebiasaan melarikan diri ke dunia fantasi. Ini fantasi bukan sembarang fantasi. Dalam fantasi ini, isinya seringkali gelap dan aku akan sangat malu bila ada orang yang melihat isi fantasiku. Aku seringkali merasa berdosa dengan semua pikiran-pikiran itu. Namun mengapa berat untuk menin...

Menghentikan Kebiasaan Berlari ke Dunia Fantasi dan Mulai Menata Hidup dalam Kenyataan

Image
"Hal apa yang kamu butuhkan yang tidak kamu dapatkan?" "Siapa yang ingin kamu kesankan dan mengapa?" Dua pertanyaan ini bagiku cukup ampuh untuk mengatasi kebiasaanku berlari ke dunia fantasi dan berusaha tetap hidup di dunia nyata. Seperti yang pernah aku ceritakan dalam Maladaptive Daydreaming, melarikan diri ke dunia fantasy awalnya adalah suatu cara bertahan hidup untuk mengatasi semua hal traumatis yang aku alami ketika masih kecil.   Dengan segala keterbatasan fisik dan pengertianku, mungkin aku belum cukup kuat untuk memproses semua stress dan ketakutan akibat segala bentuk abusive yang aku alami saat itu. Jadi melarikan diri ke dunia fantasi aku anggap adalah jalan keluar yang tepat, UNTUK SAAT ITU. Namun apa yang dulu seperti alat yang berguna, kini berubah menjadi boomerang karena ternyata kebiasaan itu terus ada bahkan seperti mandarah daging hingga aku dewasa. Di usia dimana aku seharusnya sudah cukup matang dan punya kapasitas untu...