Wednesday, March 20, 2024

It’s Ok! Let It Go!

Sumber: Unsplash

Beberapa waktu lalu aku nonton film King Richard, yang berkisah tentang Richard Williams, ayah sekaligus sosok di balik kesuksesan petenis Serena dan Venus Williams.

Menurutku film ini sangat menginspirasi. Bagaimana Richard Williams merencanakan dan mempersiapkan masa depan anak-anaknya dengan serius. Penuh keyakinan untuk mencapai impiannya. Berlatih dengan disiplin dan usaha yang sungguh-sungguh. Berbicara dengan kata-kata yang positif dan menguatkan semangat anak-anaknya.

Selain itu, ada juga satu hal yang membuatku terinspirasi. Yaitu kata-kata sang pelatih, Rick Macci, saat menyaksikan Venus William bertanding dalam pertandingan pertamanya sebagai petenis professional. Suatu pertandingan besar dan menentukan.

Dalam pertandingan itu Venus berhadapan dengan seorang petenis unggulan teratas. Walau pada set pertama dia unggul, namun set berikutnya Venus banyak kali gagal.

Setiap kali pukulan Venus meleset atau melakukan suatu kesalahan, ekspresinya tampak tegang dan nyalinya mulai ciut.

Sang pelatih juga tampak kecewa setiap kali ada kesalahan. Hal itu terlihat dari ekspresi wajahnya. Namun, hal itu tidak dia biarkan berlama-lama. Ekspresinya segera dia ubah menjadi semangat kembali sambil meneriakkan kalimat, “It’s OK! Let it go!”

Mendengar itu, Venus kembali semangat dan fokus pada pukulan selanjutnya. Hingga akhir pertandingan dimana Venus banyak kalah poin, sang pelatih berkali-kali meneriakkan kalimat menyemangati tersebut.

Sumber: Unsplash

Tentu saja hal itu sangat penting. Dalam suatu pertandingan olahraga setiap detik sangat berharga. Tidak ada waktu untuk berlama-lama menyesali suatu kesalahan. Poin yang didapat bisa saja berubah, yang awalnya kalah, bisa saja mengejar poin dan akhirnya bisa menang.

Hal ini membuatku merenungkan, bahwa hidup ini juga suatu perlombaan. Setiap detik sangat berharga.

Namun dalam perjalanan hidup ini kita pasti banyak kesalahan dan kemelesetan yang dilakukan. Kesalahan yang membuat kita berhenti bergerak untuk waktu yang lumayan lama karena sibuk menyesalinya.

Misalnya seseorang yang pernah melakukan suatu kesalahan di masa lalu. Atau seseorang yang terjebak dalam suatu kebiasaan buruk yang ingin dia hentikan namun godaan yang begitu kuat membuatnya terjatuh lagi dalam kesalahan yang sama. Kebiasaan buruk seperti merokok, kecanduan gadget, pornografi atau hal lainnya.

Saat seperti itu, dia menjadi down, nyalinya ciut dan sibuk menyalahkan diri sendiri. Saat ingin bangkit lagi, rasanya tidak percaya diri. Rasanya pesimis. Gimana mungkin aku bisa melakukannya? Kemarin juga aku gagal.

Semua perasaan negatif itu membuatnya berkubang terus dalam kesalahan yang sama. Berpikir bahwa semua usaha itu sia-sia.

Salah satu hal yang jadi pergumulanku di tahun yang lalu adalah kebiasaan scroll medsos yang masif dan tak terkendali. Saat itu aku berniat berubah. Aku melakukan medsos detox. Uninstall semua akun medsos secara berkala, misalnya setiap 2 minggu.

Selama 2 Minggu itu aku mulai terbiasa nggak lihat medsos. Seharusnya aku sudah tidak kecanduan lagi. Lalu aku install lagi. Tapi saat kembali di install, kebiasaan lama terulang lagi. Aku bisa menghabiskan waktu scroll berjam-jam tak terkendali. Lagi-lagi, aku uninstall.

Begitu terus sampai beberapa bulan. Aku jadi agak pesimis..apakah aku sanggup mengendalikan diri untuk tidak terikat oleh hal ini? Tapi aku tetap berusaha.

Dan saat ini aku pikir aku mengalami banyak kemajuan. Aku tak lagi begitu terikat dan haus oleh keinginan scroll medsos. Seperlunya aja dan saat aku lihat waktu nya lebih dari 5 menit, aku bisa memerintahkan diri untuk stop. Aku mulai lebih bisa mengendalikan diri.

Aku pikir hal ini bukan hasil usaha sehari. Usaha medsos detox yang aku lakukan dari kemarin kemarin juga berpengaruh pada kebisaanku mengendalikan diri saat ini.

Kita tidak bertumbuh hanya dalam satu hari. Ada proses yang harus dilalui hari demi hari untuk mencapai pertumbuhan.

Perjalanan menuju kesempurnaan karakter ini akan terus berlangsung seumur hidup kita.  

Adalah mengecewakan saat apa yang kita lakukan tidak sesuai dengan harapan. Tapi mau sampai kapan menyesali dan sibuk menyalahkan diri sendiri?

Kalau dalam olahraga kan ketahuan, waktu pertandingan misalnya 2 jam. Bisa diprediksi. Bagaimana dengan hidup kita di bumi? Siapa yang bisa diprediksi kapan akan selesai?

Makanya jangan berlama-lama menyesali suatu kesalahan.

It’s OK. Let it go! Focus pada pukulan berikutnya. Fokus pada tindakan berikutnya.

Setiap kali kita kalah, langsung bereskan dan bertekad untuk tidak melakukan kesalahan lagi. Setiap kali tindakan kita meleset, langsung minta ampun pada Tuhan dan bertekad untuk tidak melakukannya lagi. 

Bagaimana kalau masih jatuh lagi? Bangkit segera dan bereskan lagi. Minta ampun lagi. Bertekad lagi. Lama-lama akan menjadi lebih mudah. Lama-lama kita akan sadari, suatu kebiasaan buruk itu ternyata sudah hilang.

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku. (Filipi 3:13)

No comments:

Post a Comment

Pelajaran untuk Tidak Mudah Menghakimi Orang Lain

(sumber: Unsplash)   “Abang udah tau belum berita tentang si X ini? Ternyata dia yang selingkuh tapi malah menuduh istrinya selingkuh. I...