Thursday, August 31, 2023

Ingin lebih Hemat? Inilah 5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Membeli Barang Berdasarkan Buyerarchy of Needs

Pernahkah kamu membeli suatu barang, yang tak pernah digunakan lagi, dan berpikir, “Kenapa ya aku beli ini dulu?”

Saat ini membeli suatu barang memang menjadi sangat mudah dengan aplikasi belanja online. Berbagai jenis produk tersedia dengan banyak promo yang menggiurkan. Bahkan keadaan lagi tak punya duit pun bukan halangan untuk beli suatu barang karena tersedia juga fasilitas bayar kemudian.

Sangat mudah sampai kadang kita lupa bahwa hal yang kita beli ternyata nggak penting-penting amat. Kadang juga ternyata tak sesuai ekpektasi. Sehingga barang tersebut tidak berguna dan hanya menumpuk di rumah.

Selain berdampak bagi lingkungan juga berdampak pada keuangan karena bikin kita menjadi boros. 

Bagaimana ya cara mengatasinya? 

Bagi kamu yang ingin lebih hemat dan belanja dengan tepat, dua langkah ini bisa kamu lakukan untuk mengatasinya. 

Pertama, menghindari godaan belanja di aplikasi online. Bagaimana caranya? Silahkan uninstall saja aplikasinya dari gadget kamu. Nanti kamu bisa install lagi bila ada kebutuhan yang harus dibeli sesuai dengan anggaran yang sudah kamu tetapkan.

Hal ini membuat kamu terhindar dari godaan melihat info produk yang lagi promo dan tiba-tiba tanpa sadar klik checkout dari aplikasi tersebut. Cenderung melakukan pembelian dengan impulsif tanpa berpikir panjang.

Langkah kedua adalah sebelum membeli sesuatu, coba pertimbangkan 5 hal sesuai dengan konsep Buyerachy of Needs yang diilustrasikan oleh Sarah Lazarovic berikut ini:

Buyerarchy of Needs (Sumber: Sarah Lazarovic)


Pertimbangan Level 1 - Gunakan yang ada (Use what you have)

Sebelum membeli sesuatu, pikir-pikir dulu. Apakah kamu sudah punya barang dengan fungsi yang sama?

Bosan dengan pakaian yang itu-itu saja dan ingin langsung beli baru? Coba mix and match baju-baju lama atau tambahkan asesoris agar tampilan kamu lebih bervariasi. 

Ilustrasi mix and match pakaian (Sumber: Joshua-Chun-unsplash)

Bila kamu butuh barang baru karena yang ada sudah rusak, pertimbangkan apakah masih bisa diperbaiki dan apakah biaya memperbaikinya jauh lebih hemat dibanding membeli baru.

Bila kamu terbiasa merapikan rumah dan menata barang-barang sesuai kategorinya, kemungkinan besar kamu akan lebih mudah untuk mengetahui barang apa saja yang kamu sudah punya dan yang belum.

Pertimbangan Level 2 – Pinjam (Borrow)

Meminjam adalah opsi terbaik dan terhemat untuk suatu barang yang hanya akan digunakan pada suatu kesempatan tertentu saja dan kecil kemungkinan akan dipakai lagi.

Sebelum membeli pakaian untuk suatu acara khusus, misalnya resepsi pernikahan, cobalah menanyakan teman-teman atau keluarga yang mungkin punya pakaian yang bisa kamu pinjam.

Bila ternyata mereka tidak punya pakaian yang sesuai dengan ukuran dan selera kamu, kamu bisa juga menyewanya. Biasanya harga menyewa lebih murah dibanding membeli.

Ilustrasi gaun pesta (Sumber: Anna-Docking-unsplash)

Hal ini bukan hanya berlaku untuk pakaian tapi juga barang lain yang hanya dibutuhkan pada waktu tertentu.

Misalnya bagi ibu menyusui yang sedang butuh alat pompa ASIP, bisa menyewanya selama masa menyusui saja. Begitupun dengan buku-buku fiksi yang biasanya setelah dibaca tak ingin dibaca lagi sebaiknya dipinjam saja dari perpustakaan.

Pertimbangan Level 3 – Tukaran (Swap)

Pernahkah kamu menerima pakaian bekas dari orang lain dan merasa seperti mendapatkan harta karun? Padahal orang tersebut mungkin sudah bosan banget dengan pakaian itu. Karena bagi dia pakaian tersebut adalah barang lama, sementara bagi kamu itu masuk kategori baru dan masih menarik hati.

Kegiatan bertukar barang bisa kamu lakukan dengan teman-teman dan saudara kamu atau komunitas tertentu yang biasa menyelenggarakannya. Kamu bisa tukaran pakaian, asesoris, novel dan hal lain sesuai kesepatakan kalian.

Pertimbangan Level 4 – Beli Barang Bekas/Preloved (Thrift)

Membeli barang bekas atau biasa dikenal dengan istilah thrifting ini memberikan banyak keutungan. Harga yang jauh lebih murah dengan kualitas barang yang tak kalah bagus dibanding beli baru. 

Pakaian bekas/preloved biasanya adalah baju-baju branded yang modelnya unik, kualitas bahannya bagus dan masih terlihat baru. Bila kamu membeli pakaian bekas, selain berhemat kamu juga telah turut berperan dalam mengurangi limbah fashion. 

Ilustrasi barang preloved (Sumber: Noemie Roussel-unsplash)

Pertimbangan Level 5 – Buat sendiri (Make)

Membuat sendiri barang yang kamu butuhkan juga bisa jadi pertimbangan sebelum membelinya.

Misalnya membuat pakaian sendiri bila kamu hobi menjahit, bikin rak buku bila kamu pintar dalam hal pertukangan, bikin tas rajut bagi kamu yang hobi merajut, bikin sendiri cake ulang tahun bila kamu pintar baking, bikin keset kaki dari bahan kain bekas, bikin kartu ucapan dari bahan scrap, atau hal lain yang sesuai minat dan kemampuan kamu. 

Ilustrasi Merajut (Sumber: Marina Ermakova-unsplash)

Walaupun hal ini tidak semua orang bisa, namun bila berniat kamu bisa menonton video tutorial di youtube untuk tau cara membuat suatu barang.

Namun pastikan dulu, harga bahan-bahan untuk bikinnya nggak lebih mahal dari pada harga beli barang yang udah jadi. Kan niatnya mau berhemat.

Beli (Buy)

Akhirnya membeli barang baru adalah opsi terakhir setelah 5 pertimbangan sebelumnya tidak bisa dilakukan.

Bila kamu sudah tiba pada keputusan ini pastikan kamu beli barang yang berkualitas tinggi meskipun harganya mungkin agak mahal. Jangan tergoda hanya karena harga murah. 

Untuk jangka panjang barang yang berkualitas tinggi akan memberikan keuntungan karena lebih awet, lebih keren dan lebih nyaman digunakannya.

Ilustrasi belanja (Sumber:freestocks-unsplash)

Nah, demikian beberapa langkah yang bisa kamu lakukan sebelum membeli barang sehingga lebih hemat dan rumah kamu tidak dipenuhi oleh tumpukan barang tak berguna. 

Semoga bermanfaat ya..

 

 

No comments:

Post a Comment

Pelajaran untuk Tidak Mudah Menghakimi Orang Lain

(sumber: Unsplash)   “Abang udah tau belum berita tentang si X ini? Ternyata dia yang selingkuh tapi malah menuduh istrinya selingkuh. I...