Photo by Damaris Isenschmid on Unsplash |
Saya setuju dengan kalimat yang berbunyi “Buku adalah jendela dunia”. Karena menurutku dengan membaca buku kita bisa berpetualang mengelilingi berbagai belahan dunia walau secara fisik belum pernah mengunjungi tempat itu.
Saya juga sangat bersyukur untuk orang-orang yang suka membagikan tulisannya tentang perjalanan ke suatu daerah yang saya ingin kunjungi. Biasanya informasi itu memudahkan saya untuk membuat rencana perjalanan. Sehingga saya juga berpikir untuk membuat tulisan tentang perjalanan saya, misalnya ke sutau tempat wisata. Mungkin saja itu akan bermanfaat juga bagi orang lain yang membutuhkannya.
Dalam Pelatihan Menulis PGRI Gelombang 27 Pertemuan ke-19 malam ini saya belajar tentang cara menuliskan kisah perjalanan ke suatu tempat. Pertemuan ini dipandu oleh Ibu Lely Suryani dan materi disampaikan oleh narasumber hebat yang sudah berkeliling ke sekitar 70 negara dan menuliskan kisah perjalanan itu dalam buku. Beliau adalah Bapak Taufik Hidayat atau dikenal juga dengan nama Taufik Uieks. UIEKS singkatan UI EKS UI dan Ekonomi Keuanan Syariah.
Bapak Taufik saat ini berprofesi sebagai dosen di sebuah Universitas di Bekasi. Beliau lulus dari sekolah penerbangan di Curug dan kemudian mengawali karir di dunia penerbangan sehingga beliau sering berkeliling dunia. Pendidikan terakhir adalah di Pasca Sarjana Sekolah Kajian Strategis dan Global Universitas Indonesia dalam bidang Kajian Timur Tengah dan Islam.
Sampai saat ini sudah beberapa belas buku ditulisnya termasuk 1001 Masjid di 5 Benua yang terbit pada 2015.
Beberapa Buku karya Pak Taufik Uieks |
Pak Taufik juga hobi menulis dan selain di Kompasiana, YPTD pernah juga menjadi kontributor di Intisari, serta Inflight Magazine Garuda Indonesia, Colours.
Sepanjang sesi materinya berisi berbagai contoh tulisan beliau tentang kisah-kisah perjalanannya ke berbagai daerah di berbagai negara. Berikut beberapa contoh tulisan beliau di Kompasiana:
Kisah tentang perjalanan beliau ke Serbia tentang Masjid Bendera Beograd:
Kisah tentang perjalanan beliau ke Masjid Heydar:
Kisah tentang beliau bertemu Gusdur di Masjid Quanzhou:
Kisah tentang perjalanan beliau ke Masjid Russia dan Eks Soviet:
Masih banyak lagi tulisan beliau yang membuat saya merasa seperti ikut berpetualang ke tempat-tempat yang dia kunjungi tersebut. Cerita yang sangat menambah wawasan tentang berbagai kisah sejarah dan budaya yang berbeda. Saya juga belajar dari tulisan tersebut tentang cara menuliskan pengalaman perjalanan yang menarik untuk dibaca.
Pak Taufik memberikan beberapa saran untuk menuliskan pengalaman pariwisata agar menarik untuk dibaca, sebagai berikut:
- Kisah perjalanan sebaiknya langsung ditulis karena masih segar dalam ingatan. Kalau sudah berlangsung lama, bisa menggunakan foto yang ada untuk mengingat kembali. Tambahkan kisahnya dari brosur wisata, cerita pemandu wisata, wawancara atau informasi apa saja supaya berwarna dan menarik.
- Berusaha untuk membuat beberapa foto dan cari sudut yang menarik tentang tempat wisata tersebut, jangan hanya foto yang sudah umum.
- Deskripsikan suatu tempat yang kita kunjungi agar pembaca bisa merasakannya. Lukiskan suasana sekitar dengan kata-kata. Misalnya jabarkan suasana langit, angin, pohon dan kalau masuk bangunan jabarkan detail pintu atap langit-langit sehingga seakan-akan kita mengajak pembaca ke sana. Misalnya: menggambarkan tentang masjid, ceritakan tentang dinding, mihrab, mimbar khiasannya, warna karpet, jemaahnya siapa aja dll.
Pak Hidayat menyampaikan salah satu manfaat dari pengalaman beliau ke berbagai negara tersebut adalah membuat kita menjadi lebih terbuka melihat budaya dan sistem kehidupan di suatu tempat.
Tema kali ini menarik sekali. Saya jadi pengen jalan-jalan dan mulai menulis kisah perjalanan nih. Tiket mana tiket!
Oke bagus tulisan resumenya Bu. Paragraf pembuka menarik. Lengkap resumenya
ReplyDeleteTerima kasih Pak Brian.
ReplyDelete