Pada awal tahun sekitar 7 tahun yang lalu, aku pernah bikin dalam resolusi tahunanku untuk menabung untuk biaya pernikahan. Padahal waktu itu aku masih jomblo dan belum ada tanda-tanda akan punya pacar apalagi calon suami.
Aku membuat keputusan itu karena aku sering mendapati banyak pasangan yang berusia matang yang setelah lama menunggu jodoh dan berdoa untuk jodoh, tapi ternyata saat Tuhan kasih jodoh, malah seperti kelimpungan sendiri dalam hal mendanai pernikahan.
Misalnya, pria dan wanita usia di atas 30 an kan biasanya udah mulai fokus cari jodoh tuh dan saat akhirnya dia ketemu pasangan, misalnya di usia 33 tahun, biasanya orang akan bertanya, kapan nih diresmikan hubungannya alias nikah? Sering aku lihat para pasangan ini masih menunda karena menunggu dana terkumpul dulu.
Kalau hal itu terjadi di usia pasangan masih 25-27 misalnya, masih bisa dimaklumi kali ya, mungkin mereka baru lulus kuliah dan baru kerja. Tapi kalau udah di atas 30 an, menurutku seharusnya udah lebih matang persiapannya.
Aku waktu itu sedang gencar melakukan berbagai upaya pencarian jodoh. Tak ketinggalan berdoa minta Tuhan mengirimkan jodoh terbaik
Aku pikir, aku harus punya persiapan bila akhirnya jawaban doa itu tiba. Dalam hal ini termasuk persiapan dana. Banyak orang berpikir bahwa wanita seharusnya tinggal terima beres. Biar urusan dana diserahkan ke calon suami aja. Tapi menurutku, wanita juga perlu persiapan. Iya kalau calon suaminya berkelimpahan, kalau dari kalangan biasa aja kan pasti perlu di support juga.
Jadilah aku berencana untuk mulai menabung pada tahun itu.
Tapi berdasarkan pengalamanku menabung selama ini, dana yang ada seringkali ditarik lagi untuk kebutuhan sehari-hari, jadi jumlahnya gak nambah-nambah bahkan kadang kosong.
Aku mulai cari cara gimana biar bisa lebih disiplin nabung.
Waktu itu aku nabung di salah satu bank yang punya jenis tabungan rencana. Jadi tabungan rencana ini adalah tabungan yang akan di auto debet atau secara otomatis dipindahbukukan dari tabungan utama kita ke satu akun khusus baru yang disebut tabungan rencana dan tak bisa ditarik selama jangka waktu menabung yang kita pilih. Ada beberapa pilihan, mulai dari 12 bulan, 24 bulan dan seterusnya. Jumlah nominal dana yang mau ditabung pun bervariasi sesuai keinginan kita. Mulai dari 100 rebu dan seterusnya.
Aku akhirnya mencoba untuk mengikuti jenis tabungan rencana itu. Aku memilih jangka waktu 12 bulan dengan jumlah tabungan yang biasa aku setor selama ini. Kali ini aku akan dipaksa disiplin dengan cara nabung ini karena gak bisa seenaknya ditarik seperti yang biasa aku lakukan.
Akhirnya setahun berlalu, dana di akun tabungan rencana itu pun terkumpul dan ditransfer ke akun tabungan utama. Wow! Aku takjub akhirnya bisa nabung sejumlah sekian yang tadinya gak pernah tercapai.
Aku masih membuat akun baru lagi setahun kemudian sampai aku merasa benar-benar bisa disiplin menabung dan gak gatel mau narik setiap ada keperluan. Dan bagiku ini sangat membantu untuk membangun kedisiplinanku menabung.
No comments:
Post a Comment