Sunday, July 9, 2023

Belajar Mengelola Keuangan dari Mister No Budget

Budgeting, Photo by rupixen.com on Unsplash

 "No budget!", demikian seorang pria, manager pengadaan, di salah satu perusahaan konstruksi sering berkata saat ada pihak yang meminta suatu pembelian di luar anggaran proyek.

Saking seringnya berkata begitu, akhirnya pria itu dikenal dengan sebutan “Mr. No Budget”.

Namun walau terkesan pelit di mata rekan-rekannya, pria itu telah berjasa membuat suatu proyek terlaksana dengan baik sesuai budget yang sudah ditetapkan.

Beberapa waktu ini aku sering merenungkan tindakan tegas pria itu dalam bertahan kepada budget atau stick to budget.Ternyata hal itu sangat penting untuk mengelola keuangan yang stabil.

Menurut KBBI, arti kata budget adalah anggaran belanja, anggaran pemasukan dan pengeluaran, atau rencana anggaran keuangan.

Bagi aku, sebagai seorang ibu rumah tangga, menyusun budget bulanan sangat penting, selain untuk mencapai berbagai tujuan finansial, juga bisa mengurangi stress. 

Dengan memperkirakan kebutuhan sampai akhir bulan, diharapkan tak perlu terjadi drama tanggal tua. Dimana hidup terasa begitu nelangsa karena kehabisan uang. Biasanya kondisi ini juga memicu konflik suami istri yang sama-sama pusing mikirin uangnya habis kemana saja. 


Photo by Afif Ramdhasuma on Unsplash


Namun ternyata menyusun budget bulanan yang cermat saja tidak cukup. Butuh kedisiplinan yang tinggi untuk tetap mengikuti budget itu, sehingga tujuan finansial bisa tercapai.

Hal ini yang aku sering gagal lakukan sehingga tetap saja dilanda berbagai kegalauan keuangan di akhir bulan. Aku kurang disiplin bertahan pada budget karena sulit berkata tidak. Sering tergoda untuk melakukan pengeluaran yang sebenarnya tidak sesuai dengan budget. 

Misalnya, bulan ini budget beli baju adalah 500 ribu. Setelah beli baju, iseng-iseng aku ke toko sepatu juga. Ternyata lagi ada promo sepatu yang cukup menarik. Yang tadinya harganya 1 juta an, diskon jadi 500 ribu saja. Wow! Mana warna sepatu itu akan sangat matching lagi dengan si baju baru. Dilema pun muncul. Beli nggak ya? Tanpa pikir panjang, akhirnya aku putuskan, beli aja deh, mumpung lagi promo.  Padahal tadinya nggak ada budget untuk beli sepatu. 

Photo by NordWood Themes on Unsplash

Contoh lain, misalnya aku udah menganggarkan dana 200 ribu untuk beli kado ke teman yang ulang tahun bulan depan. Tapi karena teman-teman lain pada mau beli kado yang mahal, mereka ngajakin patungan 500 ribu/orang.

Dilema terjadi lagi. Mau ikut, tapi budgetmu tak sesuai, mau nolak tapi nggak enak sama teman-teman…akhirnya aku setuju ikut patungan.

Dari manakah sumber tambahan dana 300 ribu untuk patungan 500 rebu itu?

Sementara dalam budget, setiap rupiah dalam penghasilan yang diperoleh sudah ada alokasinya. 

Tentu saja dari alokasi untuk kebutuhan lain. Misalnya belanja harian. Sementara dana belanja harian juga udah diperhitungkan sesuai untuk kebutuhan tiap hari selama satu bulan.

Karena dana harian sudah terpakai untuk beli sepatu atau hal lain yang tak sesuai budget, maka kondisi keuangan jadi berantakan deh. Drama tanggal tua terulang lagi.

Menyadari hal itu aku pun membuat rencana tindakan perbaikan. 

Salah satu saran dari Ramsey Solution terkait How to Stick To Budget, adalah belajar berkata tidak atau tidak sekarang (No way or not now)

Jika kita ingin membeli sesuatu, budget tidak selalu berkata "Tidak", tapi juga sering berkata "Tidak sekarang".

Photo by Andy T on Unsplash

Jadi saat ini aku sedang belajar berkata No Budget! Not now! Sebagai contoh aplikasinya adalah:

Kalau misal aku mau beli sepatu, aku bisa menganggarkannya untuk bulan depan. Tak harus tergoda hanya karena ada diskon. Diskon toh bisa ada kapan saja. Belajar berkata tidak pada kebiasaan impulsive buying dengan berkata pada diri sendiri, “Tidak sekarang ya, sayang! Kita beli sepatunya bulan depan aja. Sabar ya..”

Aku juga tak perlu merasa nggak enak untuk berkata tidak saat teman-teman ngajak patungan beli kado di luar budget yang aku anggarkan. Aku toh bisa bilang ke mereka, “Maaf ya, aku budgetnya hanya 200 rebu untuk ini. Soalnya aku juga lagi banyak kebutuhan lain”.

Mungkin akan ada orang yang bilang aku pelit bahkan menyebutku Miss No Budget, biarin ajalah. Yang penting tujuan keuangan keluargaku untuk jangka pendek dan jangka panjang bisa terpenuhi dengan baik dan kehidupan bisa terselenggara dengan stabil. No drama-drama!

 

No comments:

Post a Comment

Istri yang Suka Mengeluh dan Menjelek-jelekkan Suaminya

Suatu konflik dalam rumah tangga bisa berlangsung sementara atau mengakibatkan kerusakan permanen bila disikapi dengan cara yang salah. ...