Posts

Berkembang Baik Sebelum Berkembang Biak

Image
  Aku sangat setuju bahwa seseorang yang mau menikah dan pengen punya anak sebaiknya adakah orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Orang yang sudah pulih dari luka batin atau trauma apapun di masa lalu nya. Karena kalau tidak, dia berpotensi untuk menularkan luka itu pada anaknya nanti. Nah, aku tak pernah menyadari kalau sebenarnya aku punya luka batin atau biasa disebut trauma masa kecil itu. Aku kira aku baik-baik saja, aku anggap semua yang terjadi di masa lalu, walaupun buruk, tidak ada pengaruhnya pada hidupku yang sekarang.  Apalagi bila membandingkan diri dengan orang lain yang sepertinya penderitaannya lebih besar membuatku cenderung menyepelekan apa yang telah aku alami di masa lalu. Sehingga tak sadar bahwa ada luka yang belum sembuh dan perlu dibereskan. Setelah menikah dan punya anak, barulah aku menyadari bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang ke trigger oleh masalah tertentu. Setelah punya anak, aku belajar banyak sekali hal baru termasuk menyadari si...

Berbeda untuk Saling Melengkapi

Image
Satu perbedaan yang signifikan di antara aku dan suami adalah pada tingkat ambisi. Aku termasuk orang yang punya tingkat ambisi tinggi untuk mencapai sesuatu sementara suami cenderung lebih santai dan cepat puas dengan apa yang ada. Pada awal pacaran dia pernah bilang bahwa aku terlalu sibuk karena saat itu aku, seperti gasing, berputar dari satu kegiatan ke kegiatan lain hingga jarang sekali punya waktu untuk bersantai. Aku akui, aku memang sibuk dan lelah. Hampir tak ada waktu untuk santai. Tepatnya, aku tak membiarkan diriku santai. Dalam pikiranku, bagaimana mungkin aku santai? Orang miskin kok santai. Rasanya santai seperti tidak bertanggung jawab. Melihat semua beban keluarga dan penderitaan manusia di bumi yang perlu dibantu, bagaimana aku bisa santai? Bagiku pendapat itu tak masuk akal. Terlalu sibuk apa? Menurutku dialah yang terlalu santai. Hingga setelah kami menikah, perbedaan ini sering jadi masalah. Untuk beberapa waktu aku berusaha mengubah suami menjadi seperti ...

Darimana Datangnya Inner Critic dan Kebencian Terhadap Diri Sendiri?

Image
"Dasar! Malu-maluin aja!" Dengan mata melotot penuh amarah, si ibu mengucapkan perkataan tajam itu ke anaknya yang masih berusia 3 tahun. Dari tekanan suaranya yang berusaha dijaga tetap pelan itu aku bisa menakar tingkat kemarahan yang sedang bergemuruh di dadanya. Mungkin kalau di rumah udah dibentak kali tuh anak, tapi karena di depan umum, dia terpaksa menahan diri. Jadi ceritanya saat itu, di sekolah Minggu, ada acara lomba 17 an. Perlombaan dibagi per kategori usia. Anak usia 3 tahunan lomba sortir warna mainan pom pom. Setiap anak diberikan satu gelas plastik berisi beberapa pom pom warna warni. Cara bermainnya, pom pom itu harusnya dimasukkan ke mangkok sesuai warnanya. Anak-anak lain mengerti konsep permainannya dan mulai berlomba menyortir pom pom. Tapi anak ibu tadi tak mau memasukkan pom pom nya ke wadah sebagaimana aturan permainan. Awalnya si ibu dengan sabar menjelaskan apa yang harus dilakukan si anak, agar pom pom warna merah dimasukkan ke wadah mer...

Bagaimana Membangun Kehidupan yang Membuatmu Tidak Merasa Perlu Untuk Kabur

Image
  Pada umumnya orang tidak betah tinggal di rumah yang berantakan. Karenanya orang bebenah biar rumah menjadi rapi dan nyaman untuk dihuni. Namun bagaimana bila alih-alih bebenah kita malah kabur dari rumah untuk mencari kenyamanan? Untuk sementara mungkin kita merasa bebas dari keruwetan. Tapi setelah itu pasti kita akan kembali ke rumah kan? Saat kembali, rumah yang ditelantarkan itu akan semakin nggak karuan dan kita tetap frustasi setiap kali berada di rumah. Berlari ke dunia fantasi seperti yang dulu sering aku lakukan adalah salah satu bentuk upayaku kabur dari kehidupan yang nggak nyaman. Meninggalkan hidupku yang sedang berantakan. Aku mengalami perjuangan panjang untuk meninggalkan kebiasaan melarikan diri ke dunia fantasi. Ini fantasi bukan sembarang fantasi. Dalam fantasi ini, isinya seringkali gelap dan aku akan sangat malu bila ada orang yang melihat isi fantasiku. Aku seringkali merasa berdosa dengan semua pikiran-pikiran itu. Namun mengapa berat untuk menin...