Friday, September 20, 2024

Bertahan Hidup dan Tetap Waras adalah Suatu Pencapaian

No one is ahead in life, and no one is behind. Everyone is walking their own journey and will reach their destination in their own time.

Pernahkah kamu merasa seperti telah menyia-nyiakan tahun-tahun hidupmu tanpa sesuatu pencapaian yang berarti?

Pernahkah kamu melihat kehidupan orang lain yang tampak gemerlapan dan merasa seperti tertinggal jauh karena hidupmu seperti tidak menjadi apa-apa? Seperti hanya jalan di tempat?

Hal itulah yang aku rasakan saat aku melihat Jungkook (JK) di pembukaan Piala dunia 2022 di Qatar. Dia membawakan salah satu soundtrack PIala Dunia 2022 berjudul Dreamer bersama Fahad Al Kubaisi.

JK itu adalah salah satu anggota boyband dari Korea Selatan yakni BTS. Aku yang tadinya tak pernah begitu tertarik dengan boyband Korea melihat persepsiku berusah drastis tentang penyanyi boyband Korea yang selama ini aku pikir hanya jualan tampang.

Ternyata kualitas music dan penampilan mereka sangat bagus sehingga tak butuh waktu lama aku langsung jatuh cinta pada JK dan teman-temannya di BTS.

Aku mulai tertarik untuk mencari info tentang JK di internet. Pria kelahiran 1 September 1997 itu memulai debutnya sebagai anggota BTS ketika ia masih berusia 15 tahun. Dia merupakan member BTS termuda yang memiliki segudang talenta. Ia adalah vokalis utama, lead dancer (penari), sub-rapper, dan center.

Bersama dengan anggota BTS lainnya, ia memenangkan beberapa penghargaan dan tampil di acara seperti Mnet Asian Music Awards (MAMA), American Music Awards (AMA) dan Billboard Music Awards (BBMAs) dan masih banyak prestasi lainnya berkelas internasional yang menurutku cukup keren.

Sebelum memulai debutnya, dia pernah belajar dance di Amerika. Saat itu usianya sekitar 13 tahunan. Jadi tadinya si JK ini tak ada niat mau jadi penyanyi. Dia malah mau jadi atlet. Tapi suatu hari dia lihat G-Dragon dan dia mulai tertarik pengen jadi penyanyi.

Mungkin memang orangtuanya juga support minatnya sehingga dia difasilitasi untuk belajar dance atau ikut audisi segala macam sehingga akhirnya dia bisa bergabung agency music yang menaungi group BTS tersebut.

Di tengah rasa kagumku yang besar pada sosok anak muda itu, aku juga merasakan suatu rasa nyeri di hatiku. Aku membandingkan hidupku dengan hidup JK yang masih muda itu dan merasa begitu jauh tertinggal di belakang.

Saat itu aku berusia 37 tahun dan JK berusia 25 pada saat membawakan lagu Dreamer itu.

Aku merasa miris melihat hidupku sendiri. Ya ampun anak muda ini masih umur segini sudah mencapai begitu banyak hal sementara aku udah usia 37 belum jadi apa-apa.

Di mana aku saat berumur 13 tahun? Dimana aku saat berumur 15 tahun? Apa yang aku lakukan saat berusia 25 tahun? Aku udah ngapain aja dengan hidupku?

Sebentuk penyesalan dan rasa takut menghampiriku untuk beberapa waktu.

Lalu awal tahun 2022, aku dan keluarga jiarah ke makam tante ku yang meninggal tahun 2020 saat masa pandemi. Di sekitar makam Tante itu ada beberapa makam lain yang usianya sekitaran tanteku yang meninggal di usia 60 an. Kebanyakan makan di dekatnya juga meninggal sekitar tahun 2020 an.

Saat jalan pulang dari jiarah, aku memperhatikan makan lain yang aku lewati. Aku banyak memperhatikan tahun lahir dan tahun meninggal yang tertera di setiap nisan yang aku lewati.

Ada beberapa juga yang meninggal di usia muda saat masih anak-anak dan remaja. Melihat itu aku hanya merenungkan bahwa setiap orang punya jatah tahun hidup yang berbeda satu sama lain.

Namun pada saat akan keluar dari area makam, mataku tertuju pada satu makan yang tanggal lahir dan meninggal nya membuatku tertegun. Pada batu nisannya tertulis nama seorang pria yang lahir di tahun dan bulan yang sama dengan JK dan meninggal sekitar tahun 2022. Berarti dia meninggal di usia 25.

Hal itu membuatku seperti tersadar. tidak semua orang mencapai apa yang dicapai JK di usianya yang ke 25 itu. Ini pemuda di balik makam itu malah udah meninggal. Masih mending aku yang masih hidup hingga saat ini. Bukankah masih hidup juga adalah suatu pencapaian?

Beberapa waktu belakangan ini, aku mendapat pengertian bahwa aku pernah mengalami Complex trauma (CPTSD) karena mengalami banyak abusive dan pengabaian di masa kecil. Aku tau hal itu setelah melihat kriteria orang dengan complex trauma yang aku baca di website nya Tim Fletcher. https://www.timfletcher.ca/tim-talks/60characteristics

Pengertian ini seperti suatu potongan puzzle yang membuatku bisa melihat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi dengan hidupku dan mengapa aku melakukan apa yang aku lakukan selama ini.

Aku menyadari bahwa aku telah menghabiskan hampir 30 tahun pertama hidupku dalam kesia-siaan karena sibuk dengan lari ke dunia fantasi.

Di video ini, Tim Fletcher menjelaskan bagaimana seseorang dengan complex trauma melakukan Escaping to a Fantasy World sebagai suatu copying mechanism. Lari dari kenyataan untuk melepaskan diri dari keadaan yang menyakitkan. Ke dunia fantasi yang segalanya bisa terjadi sesuai harapanku. Dimana aku dicintai dan dianggap penting.

Tapi kemudian menjadi cenderung seperti suatu addiction. Sehingga sulit untuk dilepaskan. Menjadi tidak sehat karena membuat seseorang menjadi mengabaikan dan tidak melakukan apa-apa terhadap hal yang terjadi dalam hidupnya. Dissociative dari dirinya sendiri.

https://www.timfletcher.ca/tim-talks/v/w79ylpdks9snpxjrhzgsjdzmg7rjkd?categoryId=63a0d50e5df99e7df5b8c7db

Aku pernah menulis hal ini di suatu artikel. 

Maladaptive Daydreaming – Mungkin ini Alasan Aku tak Pernah Berniat Bunuh Diri  

Saat itu aku pikir hanya tentang Maladaptive Daydreaming. Pada akhirnya aku bisa keluar dari kebiasaan buruk itu setelah perjuangan panjang menerapkan gaya hidup berkesadaran dan mendengar kebenaran Firman Tuhan bahwa hidupku berharga dan punya tujuan yang mulia dan mulai menata kehidupan yang lebih baik dengan kesadaran itu.

Aku baca beberapa dampak buruk yang banyak terjadi pada orang yang pernah mengalami complex trauma, yang mengalami berbagai gangguan mental. Tingkat keparahannya bisa tergantung pada seberapa besar trauma yang pernah dia alami. Banyak juga orang yang hidup dalam adiksi terhadap sesuatu yang merusak hidupnya dan hidup orang lain di sekitarnya. Seperti kecanduan narkoba, alcohol atau pornografi. Ada juga yang mengalami depresi hingga berniat bahkan ada yang sampai bunuh diri.

Lalu aku menyimpulkan, bahwa aku sebenarnya adalah pribadi yang hebat dan tak tertinggal dari siapapun juga. Aku sudah melakukan hal terbaik yang dapat aku lakukan hingga pada saat ini. Aku punya perjalananku sendiri yang mungkin akan menuju pada penggenapan tujuan hidupku di muka bumi ini.

Aku perlu berbangga pada diriku sendiri bahwa aku bisa melalui masa sulit itu dengan tetap hidup dan tetap waras.. itu juga adalah suatu pencapaian ..

Monday, May 13, 2024

Istri yang Suka Mengeluh dan Menjelek-jelekkan Suaminya

Suatu konflik dalam rumah tangga bisa berlangsung sementara atau mengakibatkan kerusakan permanen bila disikapi dengan cara yang salah.

Salah satu sikap salah yang malah memperkeruh keadaan adalah mengeluh dan menjelek-jelekkan pasangan kepada orang-orang atau khalayak umum.

Kepada orang yang cenderung tidak netral dalam menilai, misalnya kepada orang tua dan keluarga besar sendiri. Kepada orang yang tidak berkompeten menyelesaikan masalah, misalnya kepada anak-anak, teman atau tetangga. Bahkan kepada orang yang tidak berkepentingan, misalnya orang yang baru kenal di pasar atau netizen yang baca keluhan istri bila di share di media sosial.

Mungkin sang istri hanya ingin mencurahkan kegundahan hatinya. Atau mungkin berniat untuk balas dendam kepada suaminya. Karena tak kuasa membalas dengan cara lain, menjelekan suami dianggap menjadi cara paling ampuh.  

Setelah puas berkoar-koar ke semua orang yang ditemuinya tentang keburukan suaminya, untuk sementara si istri mungkin merasa lega dan plong hatinya. Apalagi bila dia berhasil mendapatkan simpati dari orang-orang, mungkin merasa mendapatkan pembelaan dan dukungan.

Akan tetapi, untuk jangka panjang, bagaimana dampak perbuatan itu terhadap anak-anaknya, terhadap reputasi suaminya dan terhadap kelangsungan pernikahan mereka? 

Apakah cara itu menyelesaikan masalah? Apakah akan memperbaiki perilaku suami?

Bagi kamu, istri, yang saat ini tengah dilanda konflik dengan suami dan berniat curhat atau mengumbar keburukan suamimu kepada khalayak ramai, tahan dulu. Baca dulu tulisan ini.

Disini aku share pendapatku terhadap dampak dari istri yang suka menjelekkan suami dan tips apa yang sebaiknya dilakukan saat ada konflik dan hati terasa nyesek. Jangan gegabah bertindak. Apalagi bila kamu tidak berencana mengakhiri pernikahan itu.

Dampak Terhadap Anak

Dari kecil aku sering mendengar ibuku menceritakan semua kejelekan bapakku. Hal itu menjadi dilemma dalam diriku karena sebenarnya saat itu aku bingung harus bersikap bagaimana. Karena anak-anak pada dasarnya menyayangi kedua orang tuanya. Aku sangat sayang pada ibuku dan tak ingin dia disakiti, tapi aku juga sayang pada bapakku dan tidak mengerti mengapa dia bertindak demikian.

Mengetahui konflik yang terjadi antara orang tua adalah suatu beban emosional tersendiri buatku.  Membuatku sedih, tertekan dan merasa tidak aman. Aku sebagai anak yang sering dicekoki tentang keburukan bapaknya juga bertumbuh dengan rasa minder, mengetahui bahwa aku hanya anak dari seorang pria brengsek. Apa yang bisa dibanggakan dalam diriku?

Aku pikir, reputasi seorang ayah juga bisa mempengaruhi perlakuan orang lain terhadap anaknya. Misalnya, bagaimana perlakuan kita saat bertemu dengan anak pendeta yang baik dengan anak seorang maling? Pada umumnya orang akan memperlakukan anak pendeta itu dengan lebih respect dibanding terhadap anak maling itu. Padahal anak itu tidak bertanggung jawab terhadap kesalahan ayahnya.

Dampak Terhadap Suami

Dalam buku Love & Respect tulisan Dr. Emerson Eggerich, dikatakan bahwa kebutuhan pria yang paling mendasar adalah untuk dihormati. Seorang pria akan merasa dicintai saat dia dihormati oleh istrinya.

Salah satu cara untuk mengungkapkan rasa respect pada suami adalah melalui cara istri berbicara tentang suaminya pada orang lain.

Cara istri berbicara tentang suami pada anak-anak, pada keluarga besar, pada teman-teman bisa mempengaruhi opini mereka terhadap suami. Apakah seorang anak akan respect pada ayahnya, apakah keluarga besar kita akan respect pada suami kita dipengaruhi oleh perkataan kita tentang suami. Karena segala baik buruk suami tentu sang istri yang paling tau.

Bagaimana gambaran suamimu di mata orang lain yang sedang kamu ciptakan dengan semua cerita-cerita burukmu tentang suami? Apakah suamimu kamu gambarkan sebagai pria tolol, pria brengsek atau sampah masyarakat?

Apakah orang-orang yang mendengar ceritamu tentang suamimu akan punya alasan untuk mengagumi atau menghargainya?

Saat kamu berbicara buruk tentang suamimu, orang-orang hanya mendengar cerita dari sudut pandangmu saja. Mereka tidak tau kebenarannya dari dua belah pihak. Namun mereka langsung ikutan membenci dan memandang buruk suamimu.

Bagaimana perasaan suami saat mengetahui istrinya  menjelek-jelekkannya di belakang? Tentu rasanya sakit hati dan menghancurkan harga dirinya. Hal itu seperti suatu penghianatan yang dilakukan oleh orang terdekatnya yang seharusnya menjaga nama baiknya. Alih-alih memperbaiki perilaku, suami malah bersikap defensive atau malah makin berulah. 

Dampak Terhadap Dirimu Sendiri

Ayat Alkitab ini sering ditekankan dalam acara pemberkatan pernikahan Kristen,

“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Sepasang suami istri adalah satu tim. Bila pasanganmu buruk, itu berarti keburukanmu juga dan sebaliknya. Mengumbar kejelekan suamimu pada orang lain sama aja kamu mengumbar keburukanmu sendiri.

Salah satu peranmu sebagai istri adalah sebagai penolong suami. Saat suamimu melakukan suatu kesalahan, sebaiknya kamu menolongnya untuk bangkit dan memperbaiki diri, bukan malah bertindak sebagai musuh dalam selimut yang menikamnya dari belakang.

Dampak Terhadap Kelangsungan Pernikahan

Saat kamu curhat pada orangtua atau keluarga besarmu, mereka secara naluriah pasti akan membelamu. Mereka akan berusaha melindungimu. Mereka tak segan-segan ikut mengata-ngatai keburukan suamimu di depanmu sendiri dengan perasaan bahwa mereka sedang berbuat baik padamu. Untuk membuktikan bahwa mereka berada di pihakmu mereka lalu bersikap memusuhi suamimu. Saat bertemu suamimu, mereka juga akan memperlakukannya dengan buruk.

Suamimu yang mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga besarmu akan merasa sakit hati dan menjadi kehilangan niat baik untuk memperbaiki keadaan.

Karena itu konflik suami istri terjadi lagi, lalu kamu curhat lagi ke orangtuamu dan saudaramu. Lama-lama mereka bosan dengan kisah penderitaanmu berurusan dengan suamimu, akhirnya mereka menyarankanmu untuk berpisah saja. Hasilnya perpecahan. 


Lalu Harus Bagaimana?

Mungkin kamu bertanya,

“Masa nggak bisa curhat ke orang lain?”

“Dadaku nyesek melihat kelakuan pria itu. Aku perlu mencurahkan isi hati biar lebih plong!”

Tentu saja curhat tidak salah. Masalahnya adalah, apakah kamu curhat ke orang yang tepat? Apakah perlu curhat pada semua orang? Apakah semua tetangga perlu tau konflik keluarga dan kelakuan buruk suamimu?

Saat kamu curhat pada teman-teman atau tetangga, di depanmu mungkin mereka bersikap simpatik dan membelamu. Tapi bisa saja hanya karena mereka suka drama. Bukan tidak mungkin mereka malah menertawakanmu di belakang dan menjadikanmu sebagai bahan gossip. Nggak semua orang peduli dan berkompeten untuk menyelesaikan masalah yang sedang kamu hadapi.

Jadilah selektif dalam memilih pada siapa harus bicara. Bicaralah pada orang-orang yang bisa dipercaya untuk menyimpan rahasiamu, bersikap netral dan berkompeten dalam mencari solusi masalahmu.

Bagaimana Kalau Suami Memang Berkelakuan Buruk?

Suatu kali, setelah aku dewasa dan menikah, aku berkata pada ibuku bahwa seharusnya dulu ibuku tidak menjelek-jelekkan bapakku kepada orang-orang.

Lalu ibuku bertanya, “Gimana kalau memang suaminya berkelakuan buruk?"

Tentu ada keadaan bahwa seorang istri tidak bisa lagi menutupi keburukan suami saat orang lain melihat sendiri keburukan itu.

Misalnya bila hal itu terkait suami yang melakukan KDRT, seorang istri bisa langsung lapor ke polisi, karena Itu sudah masuk ranah hukum. 

Mungkin akhirnya orang-orang jadi tau tapi meskipun begitu, kamu kan tak perlu klarifikasi tentang itu ke semua orang. Mereka tak harus tau detail konflik rumah tangga kalian kan? Kamu tak perlu menjelaskannya kepada orang-orang yang tidak berkepentingan. Tidak perlu disiarkan ke seluruh dunia dengan share di medsos.Tidak perlu terus-menerus dibahas dalam setiap kesempatan.

Fokus Pada Solusi

Biasanya kesalahan suami terasa menjadi begitu berat saat kamu mengingat-ingat lagi semua kesalahannya dari masa lalu. Akumulasi kesalahan yang menjadi begitu besar dan sulit untuk dimaafkan.

Fokus pada masalah yang sedang dihadapi bisa membuat masalah menjadi lebih ringan. Bila misalnya kesalahan suami adalah A, maka fokus mencari solusi untuk kesalahan A tersebut. Tak perlu mengungkit semua kesalahan A-Z yang dulu pernah dia lakukan. Selesaikan satu masalah dalam satu waktu. Jangan mengungkit lagi masalah yang sudah lalu.

Fokus Pada Kebaikan Suami

Apa yang keluar dari mulut seseorang berasal dari apa yang memenuhi hatinya. Bila mulut berkata hanya hal negative tentang suami, berarti hati dan pikiranmu juga hanya focus pada keburukannya. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan termasuk suamimu. Termasuk dirimu. Mengapa hanya fokus pada kekurangannya? Coba sebutkan hal-hal yang baik dalam diri suamimu yang untuk itu kamu bersyukur.

Fokus Pada Hal yang Bisa Kamu Kendalikan

Pada saat keadaan di sekitarmu belum berubah, maka kamulah yang harus berubah. Sikap mu adalah satu-satunya hal yang bisa kamu kendalikan. Perkataanmu adalah sesuatu yang bisa kamu kendalikan. Perkatakanlah kata-kata berkat untuk suamimu. Jangan mencaci maki, menyumpahi dan sejenisnya. Ingat, ucapan adalah doa. Saat kamu berkali-kali berkata, “Dasar laki-laki brengsek!” Lama-lama suamimu beneran jadi brengsek.

Mengeluh atau menjelek-jelekkan pasangan kamu adalah hal buruk untuk pernikahanmu. Walau terkadang pernikahan dilanda badai dan rasanya menjadi begitu berat dan mengecewakan, namun istri tetap perlu menjaga martabat suami dengan hanya berbicara tentang dia dalam cara yang baik. 


Bertahan Hidup dan Tetap Waras adalah Suatu Pencapaian

No one is ahead in life, and no one is behind. Everyone is walking their own journey and will reach their destination in their own time. P...