Monday, April 3, 2023

Apa yang Menarik di Taman Alam Lumbini?


Bulan Mei 2022, saat kami liburan ke Brastagi, Sumatera Utara, kami berkunjung ke Taman Alam Lumbini yang terletak di Komplek Internasional Budhist Center Brastagi.

Taman Lumbini sejatinya digunakan untuk tempat peribadatan umat Buddha. Namun tempat ini juga dibuka untuk umum sebagai salah satu Objek wisata unggulan kota Brastagi. 


Bangunannya yang unik dan megah membuat banyak orang yang beragama Non-Budhist juga datang berkunjung untuk menikmati keindahan pemandangan alam di Taman Alam Lumbini.

Berdasarkan info yang aku lihat di Google,  Lumbini adalah nama suatu tempat di pegunungan Himalaya, Nepal yang merupakan tempat kelahiran Siddharta Gautama atau Sang Buddha.


Yang menjadi ciri khas dari Taman Lumbini ialah keberadaan sebuah pagoda yang merupakan replika dari Pagoda Shwedagon di Myanmar. Hampir seluruh bagian Pagoda tersebut dicat berwarna emas yang memberi kesan mewah. Pagoda ini merupakan pagoda tertinggi yang ada di Indonesia dengan memiliki tinggi sekitar 42 meter.


Di sekitar pagoda terdapat taman dengan aneka bunga cantik yang ditata dengan baik. 

Ada juga jembatan gantung yang diberi nama Titi Lumbini. Jembatan tersebut memiliki panjang kurang lebih 20 meter, dan berada di ketinggian sekitar 50 meter. Namun saat kami kesini jembatan itu lagi ditutup.


Di dalam Pagoda Taman Lumbini juga terdapat Pohon permohonan yang disebut Wishing Tree. 

Karena Taman Lumbini berada di kaki Gunung Sibayak jadi udara di tempat ini begitu sejuk dan menyegarkan.

Tidak dipungut biaya untuk masuk ke tempat ini, hanya disediakan kotak sumbangan yang bisa kita beri seiklasnya untuk pemeliharaan area kuil. 

Saat di Taman Lumbini kami jalan-jalan memutari area sekitar Pagoda yang lumayan luas. Di dalam juga ada area khusus untuk kantin yang menjual aneka makanan, dan beberapa penjual souvenir khas Brastagi di area belakang Pagoda.


Satu hal yang menarik adalah di tempat ini tersedia beberapa tempat peminjaman baju khas Korea lengkap dengan fasilitas make up dengan harga yang bervariasi. 

Beberapa model baju korea ini ada yang diberi harga sewa 10.000 dan ada juga yang 50.000 – 100.000 plus paket make up.

Jadi dengan baju ala Korea plus dimake up cantik, pengunjung bisa berfoto-foto di area kuil. Mungkin memberi kesan mereka sedang jalan-jalan di Korea.

Cukup banyak pengunjung yang menyewanya kemudian berfoto di area depan Pagoda. Ada orang dewasa dan ada anak kecil juga.


Aku merasa agak gimana gitu dengan keadaan ini. Kenapa mereka hanya menyewakan Hanbok yang merupakan pakaian khas Korea? Kenapa tidak baju suku Batak atau Karo khususnya?

Aku sering lihat paket wisata ke Korea, mereka tampak begitu bangga dengan ciri khas budayanya. Mereka sebisa mungkin menunjukkan apa yang jadi kelebihan budaya Korea pada dunia. Mulai dari drama-drama drakor, K-Pop dan pariwisata. Juga makanan khas mereka yang akhirnya juga terkenal di seantero dunia.

Melihat di daerah Brastagi, yang adalah daerah wisata di Indonesia, tapi malah menawarkan penyewaan baju Korea membuatku miris dan sedih. Dimana kebudayaan bangsa yang katanya sangat kaya itu? Dimana rasa bangga akan budaya bangsa sendiri?

Tapi, tak bisa menyalahkan pihak pengelola penyewaan baju itu. Mungkin mereka hanya melihat trend yang ada di kalangan milenial saat ini. Kalau mereka menyewakan baju khas Karo, apakah ada pengunjung yang akan berminat menyewanya? 

Hmm…Tapi kenapa jadi bahas itu ya? 

Kembali ke topik taman! 

Di Taman Alam Lumbini juga ada restoran dan tempat jualan makanan dan minuman, area hijau yang luas yang juga menjual aneka tanaman, ada toilet juga, dan di area depan Pagoda ada beberapa fotographer yang bisa membuat foto langsung cetak. 

Taman Alam Lumbini buka Senin sampai Minggu mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. 


Menurutku tempat ini cukup menarik untuk dikunjungi. Salah satu hal yang wajib kamu datangi bila berkunjung ke Brastagi.




No comments:

Post a Comment

Pengalaman Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Pertama Kali - The Worthy Single Lady

The Worthy Single Lady adalah buku solo pertama yang aku tulis. Berkisah tentang perjalanan hidupku ketika masih lajang, menghadapi berbag...