Wednesday, April 12, 2023

Kamu Wajib Tau, 8 Etika Menginap di Rumah Saudara Saat Liburan

 


Berlibur ke suatu kota yang di tempat itu ada saudara kita, bisa menjadi hal yang menyenangkan. Karena kita bisa  menginap di rumah mereka. Selain menghemat biaya penginapan, juga bisa kita manfaatkan untuk bersilaturahmi dengan mereka.

Aku beberapa kali menginap di rumah saudara saat sedang liburan di daerah tempat tinggal mereka. Kadang hal ini menjadi moment yang menyenangkan tapi kadang bisa juga menimbulkan masalah.

Dari beberapa kejadian yang kurang enak yang pernah aku alami, aku belajar untuk jadi numpangers yang lebih bijaksana.

Namanya menginap di rumah orang, tidak sama seperti di rumah sendiri. Walaupun tinggal di kediaman saudara dekat, tetap ada etikanya.

Beberapa hal yang menurutku perlu diperhatikan bila kita ingin menginap di rumah saudara saat lagi liburan adalah berikut ini:

1.  Meminta Ijin Sebelum Berkunjung

 

Beberapa orang merasa tidak nyaman bila kedatangan tamu saat rumahnya sedang berantakan,  saat dia baru bangun tidur dan belum mandi, atau saat jendela rumahnya belum dipasangi gordyn.

Aku pribadi pun demikian. Rasanya kesal aja gitu saat ada tamu datang tiba-tiba dimana rumah lagi dalam kondisi terburuknya. Rasanya semua upaya pencitraan sebagai wanita rapih dan bersih yang kubangun selama ini hancur dalam sekejap.

Oleh karena itu, sebelum menginap di rumah saudara, perlu info dulu. Meminta ijin apakah kita bisa menginap atau tidak.

Mungkin kamu niat ngasih surprise, datang tiba-tiba, tapi belum tentu surprise mu itu bikin tuan rumah senang. 

Selain itu, informasi jadwal kunjungan kita bisa memberikannya waktu untuk mempersiapkan kamar tamu atau hidangan terbaik yang mungkin ingin ia sajikan.

Berikan mereka waktu untuk berusaha mengesankan tamunya.

2.      Bawa Oleh-oleh

Kalau kita kedatangan tamu yang bawa oleh-oleh makanan atau sovenir, rasanya gimana sih? Seneng pasti ya. Tak harus banyak atau mahal tapi sejenis jajanan ringan aja pun pasti lebih mendingan daripada tamu yang datang dengan tangan kosong.


Nah, begitu jugalah perasaan tuan rumah yang kita kunjungi bila kita datang membawa oleh-oleh. Hal ini juga bisa menunjukkan rasa perhatian kita pada keluarga yang dikunjungi.

3.      Bawa Perlengkapan Pribadi

Bawa perlengkapan pribadi seperti pakaian, handuk, sikat gigi, odol, sabun, pembalut dll. Jangan ngerepotin saudara yang sudah berbaik hati memberikan tumpangan.

 


4.      Jadilah Lebih Fleksibel

 Saaat kamu liburan dan menginap di rumah keluarga, kemungkinan besar mereka juga ingin terlibat dalam perjalanan wisata ini. Bagi kamu yang sudah menyusun itinerary wisata dengan rapi, mau tidak mau perlu sedikit lebih fleksibel dan menyesuaikan diri dengan keinginan keluarga yang juga ingin jalan-jalan bareng. Mungkin mereka punya destinasi wisata favorit yang berbeda denganmu.

 


Nikmati saja karena hal ini bisa jadi moment seru yang bisa mempererat tali silaturahmi antar saudara. Namun bukan berarti semua itinerary kamu jadi gagal ya. Kamu bisa mendedikasikan satu hari khusus untuk jalan bersama keluarga dan hari lain untuk jalan sesuai itinerary kamu.

 

5.      Jangan Bergantung pada Saudara

 

Kebalikan dari point nomor 4, saat kamu datang untuk liburan di kota tempat tinggal saudaramu, mungkin kamu berharap mereka akan membawamu jalan-jalan dan membuat liburanmu jadi lebih berkesan. Namun, bisa saja  mereka sedang sibuk dengan berbagai urusan. Kalau begini, maka kamu harus jalan-jalan dengan mandiri.

 


Selain itu juga jangan bergantung untuk dimasakin atau dibeliin makanan selama kamu nginap disana. Kamu juga bisa mentraktir mereka makan di luar atau beli makanan untuk dibawa ke rumah dan dimakan bareng.

Jangan menggantungkan nasib kebahagiaan liburanmu di tangan orang lain.


6.      Jangan Berkomentar Negatif

Setiap orang punya selera dekorasi rumah yang berbeda. Mungkin bagi kita rumah itu terlalu berantakan atau seharusnya didekor ulang. Mungkin ada beberapa barang yang ditumpuk yang ingin sekali kita rapikan. Tapi sebagai tamu, tahan dirimu. Jangan sembarangan memindahkan suatu barang tanpa ijin pemilik rumah walau menurutmu itu membuatnya tampak lebih rapi. Bisa jadi itu adalah versi rapi mereka.

Selain itu, tahan mulut juga untuk tidak berkomentar negatif tentang keadaan rumah mereka. Mau itu terlalu ramai, terlalu kotor, terlalu banyak nyamuk, terlalu sepi, terlalu panas, terlalu berisik, dsb.


Walau menurutmu ada yang kurang nyaman, tak perlu terlalu dibesar-besarkan seolah-olah nginap di rumah mereka membuatmu merasa seperti di neraka. 

7. Tau Dirilah

Walaupun tuan rumah berkata “anggap aja di rumah sendiri” tapi tentu saja kamu tak boleh benar-benar berlaku seperti di rumah sendiri. Percayalah, setiap tuan rumah mendambakan tamu yang tau diri.

 

Bagaimana kriteria tamu yang tau diri?

  • Bangun pagi, sebelum atau bersamaan dengan jam bangun tuan rumah.
  • Berinisiatif membantu pekerjaan rumah bila tuan rumah sedang sibuk misal nyapu, ngepel, memasak, cuci piring.
  • Membersihkan kasur, kamar dan kamar mandi serapi mungkin setelah digunakan
  • Kalau mau nyuci pakaian, perhatikan ketersediaan air di rumah itu, bila airnya susah, mending bawa ke laundry aja.
  • Membuang sampah pada tempatnya
  • Di rumah sendiri mungkin suka pakai pakaian terbuka, tapi saat di rumah saudara, pakailah pakaian panjang dan sopan. Untuk menghindari orang merasa kurang nyaman.
  • Tidak meletakkan barang pribadi secara berantakan
  • Jangan membuat keributan di malam hari, karena itu waktunya orang istirahat.
  • Jangan juga membuat keributan di pagi hari dengan memasang alarm dengan suara yang membuat seisi rumah bangun kecuali kamu.
  • Tidak mandi berlama-lama, karena kamar mandi ini mungkin perlu digunakan anggota keluarga lain.
  • Jika anda bepergian jangan pulang terlalu malam. Tuan rumah bisa merasa terganggu karena harus menunggu untuk membukakan pintu.
  • Berbicara dan berperilaku sopan terhadap tuan rumah dan orang-orang di sekitar.

Intinya kebiasaan kamu di rumah yang kurang baik, jangan dilakukan saat menginap di rumah orang. Saat-saat seperti ini kita perlu sedikit jaim.

8.      Mengetahui Batas Menginap Ideal

Sadarilah bahwa tujuanmu disini adalah menginap bukan mengungsi. Jangan nginap kelamaan.

Maksimal 2–3 hari saja. Tapi bila hubungan keluarga cukup dekat bisa maksimal seminggu kali ya. Lebih lama dari itu, suasana bisa jadi kurang nyaman bagi kedua belah pihak.


Saat akan pulang, permisilah dengan baik. Bagi beberapa budaya keluarga, memberi uang jajan kepada putra putri tuan rumah cukup disarankan. Hal ini bisa bikin mereka happy dan mengingatmu sebagai orang yang murah hati.



No comments:

Post a Comment

Allow God to Bless You – Menerima Berkat Tuhan dengan Sukacita

Accept gratefully “ When we give cheerfully and accept gratefully, everyone is blessed .” – Maya Angelou Aku punya tetangga, seorang wanit...