Thursday, February 23, 2023

God Perfect Timing

Photo by Josh Stewart on Unsplash

 

Suatu sore di hari Minggu aku ketemuan dengan pria bernama Gtr. Kami berkenalan di situs dating online khusus Kristen yang aku pernah bahas di Jangan Berhenti Menebak.

Kami sudah kenalan dan chat di situs tersebut sekitar dua minggu yang lalu, kemudian lanjut ke tukaran nomor hp. (Note: demi keamanan, di situs tersebut berlaku aturan tidak boleh langsung membagi informasi khusus seperti nomor hp atau alamat saat baru kenalan).

Pertama chatting di situs itu, kami ngobrol tentang gereja dimana kami berjemaat. Aku berjemaat di GBI Rehobot yang sekarang berubah jadi GSKI Rehobot dengan Gembala Sidang Pdt. Dr. Erastus Sabdono. Ketika itu pendeta ini sedang ramai disorot oleh beberapa pihak dari gereja lain karena pengajarannya dinilai kontroversial.

Saat kami membahas tentang pengajaran pendeta tersebut, pria ini tampaknya mengerti juga. Bagiku pribadi, pengajaran pendeta ini telah memberikanku pencerahan dan pembaharuan mindset yang berharga. Entah bagaimana banyak pihak yang malah menyebutnya salah. Makanya aku kagum bahwa pria ini tidak seperti kebanyakan orang yang ikut-ikutan menghakimi tanpa tau dulu kebenarannya. Dari situ aku menilai pria ini berwawasan luas dan cukup open minded untuk menerima perbedaan. Nilai plus pertama.

Beberapa waktu kemudian, dia mengajakku ketemuan dan nonton film komedi berjudul “Johny English”. Aku memang menulis di profile ku bahwa aku suka film komedi. Dia mengajakkku nonton pada hari Minggu sore di salah satu mall yang dekat ke rumahku.

Aku suka bagaimana dia menentukan dan mengatur acara pertemuan itu. Pria ini punya inisiatif dan bisa mengorganisir sesuatu dengan baik. Jenis pria yang aku cari karena menurutku akan bikin hidupku lebih mudah, jadi kan aku tinggal terima beres. Beberapa pria yang aku kenalan sebelumnya, masalah mau ketemu di mana, makan di mana aja bisa jadi drama. Nilai plus kedua.

Kami janjian untuk nonton film yang mulai jam 3 sore. Pada jam 2 sore dia menginformasikan bahwa dia sudah nyampe di sana dan membeli tiket nonton. Nilai plus ke tiga: dia on time. Katanya on time adalah salah satu kriteria orang yang berintegritas.

Saat pertama ketemu aku juga merasa tertarik secara fisik. Pria ini tampak lebih tampan dari yang aku lihat di fotonya selama ini. Wajahnya tampak kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Tampilannya juga rapi dan wangi. Dia menghargai pertemuan denganku dari usahanya mempersiapkan penampilan terbaiknya. Nilai plus ke empat.

Sambil menunggu film dimulai, kami ngobrol banyak hal mengenai kegiatan masing-masing. Dia cerita beberapa hal tentang dirinya dan pekerjaannya, tapi dia lebih banyak menanyakan tentangku, kegiatanku-kegiatanku, hal-hal yang aku suka dan sejenisnya.

Aku pernah kenalan dengan seorang pria sebelumnya, dari awal ketemu sampai akhir, dia mulu yang ngomong. Aku hanya jadi pendengar. Dan menurutku orang seperti itu membosankan. Jadi aku suka bahwa pria ini lebih banyak nanyain tentang aku. Membuatku merasa spesial dan diperhatikan. Nilai plus ke lima.

Selama kami ngobrol, dia juga bicara dan bersikap sopan. Nilai plus ke enam.

Satu hal lagi yang aku suka dari dia adalah dia tidak merokok. Nilai plus ke tujuh.

Banyak nilai plus yang aku temukan pada pria ini dari awal kenal dan pertemuan pertama itu.

Setelah pertemuan itu, kami masih tetap menjalin komunikasi dan berusaha untuk saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik.

Dari beberapa kriteria yang aku pernah tulis di Kriteria Pasangan Ideal, aku melihat pria ini memenuhi hampir semua kriteria itu. mungkin sekitar 70-80%.

Sekitar 3 bulan setelah masa penjajakan itu, kami pun jadian. Hubungan kami berjalan dengan lancer dan seperti begitu dimudahkan. Tak ada drama-drama seperti dengan pria sebelumnya.

Saat itu aku menyadari bahwa masa persiapan yang Tuhan lakukan terhadapku ternyata juga Tuhan perlukan untuk mempersiapkan pasanganku.

Saat kami bertemu dan mengenal lebih dekat, aku tau bagaimana kisah pria itu dengan mantan pacarnya sebelum bertemu denganku. Dia  juga mengalami berbagai pergumulan dan proses.

Waktu yang Tuhan lihat tepat untuk mempertemukan kami adalah saat itu. Karena bila bertemu sebelumnya, mungkin dengan pola pikir lamaku, aku tak akan tertarik pada pria ini. Aku akan menilainya hanya dari sisi materi atau sisi fisik, pekerjaan, latar belakang pendidikan dan hal-hal external lainnya. Namun saat pola pikirku sudah dibaharui, aku bisa melihat bahwa pria ini punya sesuatu kualitas yang berharga dalam karakternya.

Mungkin begitupun juga dengan pria ini. Bisa saja sebelum ini dia focus mencari wanita yang dia nilai dari segi kecantikan fisik semata. Saat dia bertemu denganku dia mungkin tak akan tertarik karena aku berpenampilan biasa saja. Namun karena dia pola pikirnya sudah dibaharui juga, dia jadi bisa melihat dan menghargai apa yang jadi kebaikan dari diriku dalam hal karakter.

No comments:

Post a Comment

Istri yang Suka Mengeluh dan Menjelek-jelekkan Suaminya

Suatu konflik dalam rumah tangga bisa berlangsung sementara atau mengakibatkan kerusakan permanen bila disikapi dengan cara yang salah. ...