Thursday, December 15, 2022

5 Langkah Bijak Mengatur Uang Untuk Calon Istri

 

Photo by Mathieu Stern on Unsplash

 

"Hadeh..gaji cuma numpang lewat aja, ribet amat harus bikin budget!"

Demikian aku membatin saat seorang rekan kerja berusaha menjelaskan padaku cara mengelola dan membuat catatan keuangan pribadi.

Dia menunjukkan aplikasi yang biasa dia gunakan, berisi keterangan jumlah pendapatan, pos-pos pengeluaran, grafik-grafik dan berbagai fitur lain untuk mencatat keuangan.

Aku tau dia berniat baik saat menjelaskan hal itu.  Ketika itu memang keuanganku memang begitu amburadul. Gaji yang tak seberapa hanya habis begitu saja tak tau kemana, dan saya sering berhutang untuk hal konsumtif.

Walau aku sempat juga menggunakan template catatan keuangan yang dia berikan namun aku merasa itu terlalu ribet. Tidak ampuh juga. Aku yang tadinya boros tetap boros. Bedanya tadinya borosnya tak tercatat, sekarang tercatat.

Beberapa waktu kemudian, menjelang pernikahanku, satu hal yang ingin  kupersiapkan adalah belajar mengelola keuangan dengan lebih baik.

Aku melihat banyak konflik rumah tangga yang berakar pada masalah keuangan.

Semasa masih lajang, dampak dari kecerobohanku mengelola uang hanya aku sendiri yang menanggung. Kalau aku udah jadi istri, nantinya mungkin perlu mengelola uang suami juga. Maka aku harus bisa mengelola dengan baik, biar bisa dipercaya oleh suamiku. 

Karena itu aku mulai belajar mengelola keuangan dari berbagai sumber di internet.  Ternyata tak harus serumit yang pernah diajari oleh teman kerjaku waktu itu.

Dari berbagai sumber itu aku mulai belajar mengelola keuangan dengan cara berikut ini:

1. Membuat Anggaran Bulanan


Selama ini aku tak pernah bikin anggaran keuangan. Aku pikir itu hanya untuk orang-orang yang gajinya besar. Kalau untuk gaji kecil, rasanya itu sia-sia aja. Buat apa juga? Gaji Cuma numpang lewat kok repot-repot bikin anggaran.

Namun tanpa anggaran tertulis, seringkali uangku habis begitu saja. Dengan membuat anggaran, aku jadi tau menilai posisi keuangan setiap bulan. Penghasilan berapa, dikurangi berbagai pengeluaran yang diperlukan.

Jadi bila sebelumnya dana yang ada kadang tak cukup dan semua kebutuhan seolah adalah kebutuhan tak terduga, dengan bikin anggaran, keuanganku jadi lebih terkendali.

Biasanya aku bikin anggaran setiap akhir bulan sebelum gajian.  Aku menuliskan apa saja kira-kira yang akan  dibutuhkan di bulan depan untuk dialokasikan dananya. Aku juga menganggarkan sejumlah dana untuk hal-hal yang diluar prediksi, biar tidak mengganggu dana lain yang sudah jelas alokasinya.

Dalam anggaran ini, jumlah total penghasilan dikurangkan dengan total pengeluaran bersaldo 0 rupiah. Jadi semua dana sudah ada tugasnya masing-masing. Tidak ada dana yang nganggur.


2. Mengklasifikasi Tujuan Tabungan dan Investasi


Sebelumnya aku sudah rutin menabung, namun belum punya tujuan yang jelas untuk tabungan tersebut. Hanya ditumpukin saja di satu rekening.

Berdasarkan saran dari para perencana keuangan, perlu ada tujuan jelas dari tabungan dan investasi yang kita buat. Misal untuk dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan, dll. Jadi dengan diperjelas begini  dananya tidak tumpang tindih.

Aku mengalokasikan 20% penghasilan untuk tabungan dan investasi. Hal ini juga tertera di anggaran bulanan. Jadi dana ini segera disisihkan begitu gajian turun. Bukan menabung kalau ada sisa.

3. Menerapkan Gaya Hidup Hemat


Aku berusaha untuk lebih berkesadaran saat akan belanja. Membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan. Tidak beli sesuatu hanya karena lagi diskon, tapi emang karena butuh.

4. Lunasi Hutang dan Berhenti Berhutang untuk hal Konsumtif


Aku mulai menahan diri untuk tidak mudah berhutang. Selama ini aku berpikir, beli sesuatu yang bisa bayar gajian atau bisa dikredit adalah suatu transaksi yang menguntungkan.

Namun karena anggaran bulanan sudah ketat, aku sadar, aku tak ingin anggaran itu habis hanya untuk bayar utang.

Saat ini kalau mau beli suatu barang yang harganya lumayan mahal, daripada beli kredit, aku lebih memilih untuk nabung dulu aja. Kalau uangnya udah terkumpul baru beli secara tunai.

5. Disiplin


Terus terang membuat anggaran dan mematuhinya butuh konsistensi dan disiplin yang tinggi.

Pada awalnya terasa sulit, namun lama-lama makin terbiasa.  Melihat manfaatnya yang membuat hidup jadi lebih ringan dan tenang membuatku tetap semangat melakukannya.

 

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti tantangan menulis 30 hari di Kompasiana - Day 15

https://www.kompasiana.com/rosdayanti/6373bdcb80e89f43e7301f52/5-langkah-bijak-mengatur-uang-untuk-calon-istri

 

No comments:

Post a Comment

Istri yang Suka Mengeluh dan Menjelek-jelekkan Suaminya

Suatu konflik dalam rumah tangga bisa berlangsung sementara atau mengakibatkan kerusakan permanen bila disikapi dengan cara yang salah. ...