Wednesday, November 24, 2021

Nasehat yang Membekas

 

Aku menikah pada usia 36 tahun. Setelah melalui perjalanan panjang mencari jodoh. Sepanjang pencarian itu, banyak sekali nasehat-nasehat yang aku dapatkan, baik yang  diminta maupun tidak.

Yang paling banyak adalah nasehat untuk tidak terlalu pilih2. Nasehat yang aku gak ngerti kenapa harus diucapkan. Pernikahan yang diharapkan untuk berlangsung harmonis sampai sisa umur hidup masa gak milih2? Pastilah setiap orang punya pertimbangan masing-masing.

Terus ada lagi nasehat yang lebih ga aku mengerti. Ini biasanya datang dari orang-orang tua di keluarga. Tante ku berkali-kali menyuruhku untuk jiarah ke makam oppung. Katanya biar cepat dapat jodoh. Dan aku tak menemukan hubungan dari kedua hal itu. Jiarah ke makam dan dapat jodoh. Apakah itu berarti saat aku jiarah, akan bertemu dengan pria yang juga sedang jiarah dan saling jatuh cinta pada pandangan pertama? Atau mungkin ternyata aku berjodoh dengan pria penjaga kuburan disana?

Tapi ada juga nasehat dari seorang paman yang aku hormati yang membekas dalam hatiku.

Sebenarnya sih bukan termasuk nasehat kali ya. Lebih ke harapan. Jadi saat aku pacaran dengan pria, yang sekarang jadi suamiku, aku mengenalkannya ke keluarga besar. Dan si Paman yang bijaksana ini menyambut pria itu dengan ramah. Pamanku itu orangnya pendiam dan jarang bicara. Tapi setiap kali bicara menurutku penuh dengan kebijaksanan. Dari ekspresi wajahnya tampaknya dia menyukai pria itu dan mendukung hubungan kami. Pamanku berkata kepada kami, selamat ya, semoga Tuhan merestui hubungan kalian.

Aku merenungkan kalimat itu. aku belum pernah mendengar kata-kata seperti itu sebelumnya. Biasa juga aku dengar orang bilang semoga direstui orang tua. Tapi kali ini direstui Tuhan. Artinya dalam.

Namanya pria dan wanita lagi jatuh cinta, pasti ada kecenderungan besar ingin bermesra-mesraan, tapi setiap kali aku dalam situasi itu, aku disadarkan oleh kata-kata Pamanku itu. Direstui oleh Tuhan. Dan mulai menimbang-nimbang apa yang kulakukan. Bertanya apakah jenis hubungan seperti ini akan direstui oleh Tuhan? Apakah tindakan-tindakan kami ini akan direstui oleh Tuhan?

Dan karena aku merasa ingin sekali direstui oleh Tuhan, aku pun berusaha menjalani masa berpacaran kami dengan baik, berusaha agar kami tetap dalam batas hubungan yang sehat dan tetap menjaga kekudusan.

 

No comments:

Post a Comment

Istri yang Suka Mengeluh dan Menjelek-jelekkan Suaminya

Suatu konflik dalam rumah tangga bisa berlangsung sementara atau mengakibatkan kerusakan permanen bila disikapi dengan cara yang salah. ...