Sunday, November 28, 2021

Pengeluaran Terbesar

 "A child without education, is like a bird without wings" 

 - Tibetan Proverb


Pengeluaran terbesarku sampai saat ini adalah untuk biaya kuliah. Entah kenapa kalau untuk beli pakaian atau barang2 lain aku sering hitung2an dan merasa sayang mengeluarkan sejumlah dana yang besar, apalagi kalau sampai minjam2 duit. Tapi untuk biaya pendidikan aku merasa itu sah sah saja dan tak perlu pertimbangan yang terlalu matang untuk melakukannya.

Waktu lulus SMA aku ingin sekali bisa melanjutkan kuliah. Tapi keadaan ekonomi keluarga saat itu tidak memungkinkan. Aku punya banyak adik2 yang masih sekolah dan butuh biaya banyak. Jadi mau tidak mau aku harus segera bekerja. Akhirnya aku merantau ke Bekasi dan bekerja di sebuah pabrik.

Namun saat udah bekerja pun aku tetap ingin sekali bisa kuliah. Aku tak ingin selamanya kerja jadi buruh pabrik. Tapi aku bingung gimana caranya. Aku kerja di pabrik dengan sistem shift malam dan shift pagi. Seharian di pabrik dengan pekerjaan yang lumayan menguras energi. Status juga karyawan kontrak yang sewaktu-waktu bisa habis kontrak. Takutnya kalau udah terlanjur kuliah, terus habis kontrak, mau dapat biaya dari mana lagi untuk tetap lanjut kuliah? Lagian juga di pabrik, gajinya tak seberapa. Hanya UMR dan kadang ada sedikit lemburan. Buat biaya hidup sehari-hari aja hanya untuk kehidupan yang sederhana dan pas-pasan. Gimana lagi kalau ditambah biaya kuliah?

Jadi urusan kuliah seperti suatu hal yang mewah banget buat aku waktu itu. Aku punya daftar universitas favorit dengan jurusan2nya yang aku tertarik dan kisaran biayanya. Jadi aku sudah menghitung kira2 berapa biaya yang dibutuhkan. Tapi hanya sebatas itu. Ngitung2 dan berhayal 😅. Biayanya sangat jauh dari jangkauanku. Aku sering berharap seandainya ada keajaiban terjadi dimana ada orang yang bermurah hati mau membiayai kuliahku. Jadi aku bisa focus kuliah dan tak harus kerja di pabrik. Waktu itu aku pernah cerita tentang niatku kuliah pada seorang tante yang secara ekonomi lumayan berada. Tapi mungkin dia tak tergerak hatinya untuk itu.

Akhirnya aku mencari kampus yang waktunya bisa untuk sambil bekerja dengan biaya kuliah yang lebih terjangkau. Beruntung di daerah Bekasi ada banyak kampus yang ada kelas karyawannya. Jadi bisa sambil bekerja. Walaupun kampusnya tidak sekeren universitas2 yang aku impikan, tapi aku memutuskan yang penting aku harus kuliah. Titik.

Aku mendaftar di sebuah kampus yang memungkinkan untuk kuliah sambil kerja dengan system shift. Jadi saat aku kerja shift pagi, bisa kuliah malam, dan saat aku kerja shift malam, bisa kuliah pagi. Jadi aku bisa tetap bekerja untuk membiayai sendiri kuliahku.

Karena penghasilanku di pabrik tidak besar, dimana harus dibagi untuk biaya kuliah, biaya hidup di perantauan, dan kadang juga harus membantu adik2ku di kampung, aku pun harus berpikir keras untuk bisa mencukupkan diri.

Waktu itu aku sering banget harus pinjam duit dari berbagai pihak. Menerapkan sistem gali lobang tutup lobang. Biasanya langsung aku bayar sih pada awal bulan setelah gajian. Aku berusaha untuk menjaga kepercayaan orang2 yang aku pinjami duit dengan membayar utang tepat waktu. Jadi biar bulan depannya bisa pinjam lagi 😁😅

Menurutku melelahkan sih cara hidup begitu. Dan gak enak juga kalau harus minjam2 duit ke orang. Apalagi kalau gak dikasih. Rasanya malu hati dan sakit hati 😅

Tapi aku tak menyesalinya. Aku bersyukur dengan keputusan untuk kuliah waktu itu walaupun butuh perjuangan. Pada dasarnya aku orangnya hemat dan tak suka minjam2 duit, tapi untuk sesuatu yang aku anggap penting, yah, gak apa2lah. Bagiku pendidikan adalah suatu hal yang penting.

Saat sudah lulus kuliah dan bekerja di tempat yang lebih baik, aku berusaha untuk memulihkan kondisi keuanganku. Membayar semua utang-utang. Menghentikan acara berhutang dan mulai menabung dan investasi. Aku juga mulai menyiapkan biaya pendidikan anak. Aku tak ingin keterbatasan biaya membuat anakku kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik yang dia inginkan.


No comments:

Post a Comment

Istri yang Suka Mengeluh dan Menjelek-jelekkan Suaminya

Suatu konflik dalam rumah tangga bisa berlangsung sementara atau mengakibatkan kerusakan permanen bila disikapi dengan cara yang salah. ...